Ada beberapa yang nanya, mbak gimana soal yang lagi rame dibandingin?
Simpel ku jawab semua di sini ya, intinya, tetap posisi wanita yang jadi korbannya. Dan aku, penonton film, ga akan pernah sudi nonton film yang promonya alay, lepas dari siapapun yg main.
Apalagi dibumbui gimmick, menginjak harga diri wanita, duh, nggak banget. Langsung coret. Orang ada skandal pelecehan seksual pemain wanita oleh produsernya aja aku ogah nonton, kecuali taunya baru belakangan.
Buat apa memperkaya produser yang nggak beritikad baik mengangkat harkat derajat martabat wanita? Setidaknya dengan harga tiket yang kubayar meski hanya 35-80rb aku pengennya ikut ambil bagian dari empowering woman, bukan malah ngejatuhin harga diri wanita.
Dan habit penikmat film itu beda dengan tivi, mereka memutuskan nonton sebuah film bukan dari gimmicknya, melainkan dari bagus tidaknya karya film itu sendiri. Kebanyakan justru malah ga minat nonton manakala film itu punya skandal. Makanya skandal di dunia film itu biasanya sangat dihindari oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Dan kalau kamu biasa nonton film nih, pasti bakal tahu sebuah film itu bagus atau ga sedikit banyak bisa diliat dari trailernya dan siapa yang ada di belakang layar film itu. Karena secara ga sadar kita sudah hapal, karakteristik sutradaranya, penulis naskahnya, bahkan produsernya. Sekali lagi bukan dari seberapa besar gimmicknya bergaung.
Kalau ada yang bilang, nggak nonton sama aja nggak support pemainnya, buat aku justru mengungkapkan apresiasi dgn jujur itu malah salah satu bentuk support sih, kenapa? Supaya artis idolanya bisa lebih belajar dan berkembang lagi, ga mandek. Ke depan dia akan pintar memilah job yang bagus untuk karirnya, ga asal pilih dan sekedar demi uang hingga mengorbankan harga dirinya. Lebih classy aja gitu. Kalau dia mau belajar terus, makin bagus makin berkualitas otomatis prestasi juga akan mengikuti, siapa yang nggak bangga jadi fansnya???
Dan, saat kamu nggak nonton, serius deh secara pendapatan si pemain nggak rugi, kan sudah dibayar. Bukan liat filmnya laku duluan baru dibayar kemudian. Kalau kita nggak nonton karena nggak suka ada skandal semacam itu yaaaa yang rugi itu ya produsernya. Buat pelajaran, lain kali kalau bikin film yang bener. Dipikirin dari hulu sampai hilir. Produksi udah bagus eh promosinya "kosong" dibumbui gimmick ga jelas. Kita sudah terlalu capek dengan gimmick-gimmick nggak jelas di tivi masa iya mau dibawa ke bioskop yang notabene kita bayar buat nonton?? Ku rasa orang nggak bakal sebodoh itu deh buang duit.
Say no lah to gimmick ga jelas yang nggak menghargai wanita. Ayo sebagai penonton kita ikut memajukan perfilman Indonesia dengan stop memberi kesempatan buat gimmick-gimmick ga jelas. Kita butuh karya bukan sensasi.
Salam
Arumi Wijaya

Tidak ada komentar:
Posting Komentar