16 Mei 2018

Ketika Adek Bersorak Menyambut Ramadan

"Yeaaayy, besok puasaaa!" Sorak Adek ketika tahu pengumuman tentang penetapan hari pertama ibadah puasa Ramadhan tahun ini. Kupikir dia akan bicara soal nanti puasa masuk sekolah jam berapa, teman-temannya yang nggak semuanya puasa, apa saja selain soal teror bom seperti ini,

"Adek tuh heran, Bunda orang muslim itu harusnya senang ya bersemangat gitu mau puasa mau lebaran, kan ga semua dapat kesempatan ngerasain bulan Ramadhan lagi. Tapi itu teroris-teroris kan katanya Islam kok malah bunuh diri pas mau masuk Ramadan? Aneh deh."

Dan aku terdiam mendengar kata-katanya. Kata-kata yang keluar dari mulut anak kelas empat SD. Yang pikirannya masih sangat simpel. Sederhana tapi menohok menurutku. Begitu dewasa jauh dari umurnya. 

Ya, karena sebagai umat muslim bulan Ramadan itu bulan suci yang selalu dinantikan. Kita selalu berdoanya semoga bisa merasakan kembali Ramadan tahun berikutnya lagi dan lagi. 

Bahkan kalau saya ngerasa sedih ketika bulan Ramadan sampai di penghujung. Karena kepikiran, tahun depan masih bisa ngerasain lagi nggak ya. Masih bisa menumpuk pahala sebanyak-banyaknya untuk memperberat timbangan amalan saya di akherat nggak ya secara saya ngerasa dosanya bejibun, lebih dari buih di laut.

Dan rasa penasaran Adek itu benar. Yang jadi pertanyaanku kemudian malah, apakah para teroris yang beratribut muslim itu memikirkan sama seperti Adek? Ataukah mereka juga sebenarnya pengen menikmati bulan Ramadhan tapi karena perintah "komandan" untuk ngebom ya udah dijalanin? 

Entahlah...yang jelas sayang sekali mereka melewatkan nikmatnya bulan Ramadhan dengan bom bunuh diri, bunuh diri yang merupakan perbuatan yang dibenci Allah. 

Semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi di bulan Ramadan ini ya, Jeng...selamat menjalankan ibadah puasa🙏


Salam
Arumi Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar