1 Mei 2018

Review Avenger Infinity War


Karena sutradara filmnya sudah menghimbau untuk nggak kasih spoiler, jadi sedikit banyak kuusahain buat ngerem kasih spoiler. Kuusahain...😁

Btw, Ini tulisan pertamaku soal review film. Ditantang suami buat nyoba bikin, ya udah kubikin. Pantang kan ya menolak tantangan? Haha...jadii, kalau habis baca tulisan ini terus malah bikin pengen numpuk yang nulis, ya nggak papa. Terserah. Kutimpuk balik tar.😁😁😁😁

Okee, mari kita selesaikan  tantangan dimulai dari pas opening. 

Nonton film ini dari segi opening, aku lebih suka film Justice karena lebih nendang aja gitu langsung nyes pas liat.  Opening di film Avenger ini langsung ke point' awal ketika batu pertama diambil. Tapi dari sini jadi ngerti rajutan scene-scene berikutnya. 

Bisa dibilang, opening ini bagian penting juga jadi sebisa mungkin curahkan perhatian kalian dimulai dari opening. Oke pasti bakal bilang, ya iyalah yang namanya nonton jelaaas fokus dari awal, heeeii, banyak yang nganggep opening itu nggak penting dan fokus nonton ya pas intinya, iya kan?

Film ini out of the box dari film Marvel sebelum-sebelumnya. Keren. Gambarnya, audionya, efeknya, nggak perlu diragukan lagi lah. Sesuai harapan. Alur ceritanya buat kamu yang nggak suka bertele-tele mungkin akan menganggap film ini kurang asyik, karena ada banyak perpindahan dari satu cerita karakter ke karakter lainnya, tapi buatku justru di sini keunggulan dari sutradara duo Russo, yaitu karena sempurna memadukan scene antar cerita dengan sempurna dan runtut, jadi misal meski kamu bukan fansnya Marvel, sedikit banyak bakal ngerti meski belum nonton film-film sebelumnya.

Bagian yang paling kusukai dari film ini adalah sebagai penonton anehnya justru pas part Thanos,  bikin aku malah ngerasa simpatik dan kasian gitu sama villain Thanos. Terutama scene antara dia dan putrinya. Konyolnya aku justru mikir, wah, yang bikin skenarionya jangan-jangan terinspirasi kisah pesugihan, entah dia pernah baca di mana gitu. Pernah dengar pesugihan yang ngorbanin anaknya kan? Jiwa diganti jiwa? Nah kayak gitu. Kapan-kapan deh kalo ketemu yang nulis bakal kutanyain. Hehehe...

Dan sebenarnya menurutku cerita utama dari film ini justru tentang Thanos. Di film ini kita diajak untuk melihat dunia dari sudut pandang Thanos. 

Jadi bukan tentang siapa benar siapa salah atau siapa menang atau siapa kalah. Lebih ke perbedaan cara berpikir menghadapi permasalahan manusia, seperti kelaparan dan kemiskinan.

Film ini ngajak berpikir gitu deh, benarkah saat kita menang itu adalah sebuah kemenangan real yang bikin bahagia? Atau saat kita kalah benarkah itu sebuah kekalahan? 

Selain itu juga ngajak berpikir, sebenarnya cara mencintai itu bisa berupa apa saja, termasuk dengan cara yang salah sekalipun menurut pandangan umum. 

Dan di akhir film meski ngerasa gantung, tapi bikin berkhayal gitu kalau suatu saat Thanos tuh justru jadi superhero berikutnya. Buatku dia cool.

Nah, quotes paling kusukai di film ini adalah, Thanos, "karena aku tak pernah mengajarimu berbohong, maka kamu tak pandai untuk berbohong." 
Sekelas "penjahat" nggak pernah ngajarin anaknya bohong loh. Ini sweet menurutku sih. 😍

Secara keseluruhan kalau boleh gegayaan kasih nilai, 8,8 okelah ya. Keren.

 Btw, nggak rekomenlah bawa anak balita nonton film ini. Tar kejadian kayak aku tadi, 2-3 anak jejeritan nangis bilang takut, padahal baru opening. Serius ganggu. Mana ortunya ga peka malah mondar mandir berusaha diemin anak, lah mbok ya keluar trs ajak ke Playground  kan diem anaknya, berkorban  lah ya sebagai ortu, tahan hasrat nonton selama anak masih balita,, serius aku gemeeeesss, sorry to say, buatku ortu model begini itu bego dan egois, karena bawa anak balita nonton film yang visualisasi karakternya "seram" menurut anak-anak.

Sekian review pertamaku. Semoga ga nimpukin. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar