27 Juni 2018

The Most Beautiful Day With You

Oleh:Hanifah Sukmawati

 Waktu pertama aku melihatnya pada saat kami sama-sama ikut lomba menulis cerpen disekolah, dan pada saat itu aku kelas 2 Smp. Pandangan pertama itu membuat hatiku seperti terkena sihir olehnya, bibirku bisu tak dapat berucap, mataku tak dapat aku kedipkan, seolah tak ingin lepas dari pandangannya. Mungkin ini yang dinamakan cinta pandangan pertama. Aku terkenal sebagai gadis pendiam, dan karena sikapku ini aku tak dapat mengenalnya lebih dekat lagi. "Sungguh bodohnya aku ini, mengapa harus menyia-nyiakan pangeran yang ada didepanku saat itu."

5 tahun telah berlalu, dan kini aku sudah kelas 3 SMA. Dan hingga kini aku tak pernah memberanikan diri untuk mendekati cintaku. Aku hanya dapat memperhatikannya dari kejauhan. Meski kini ia berpacaran dengan Mesa, tidak membuat cintaku berkurang sedikitpun kepada Satria pujaan hatiku.
"Syila...!!!."
Terdengar seseorang memanggilku dari arah gerbang sekolah. Spontan aku membalikan tubuhku, ternyata dia Nadila sahabatku.
"Dila..ada apa?."
"Ya elah, kenapa sih murung gitu?, semangat dong sayangku."
"Siapa yang murung?, aku bahagia gini, kamu aja yang sotoy!!."
"Idih malah ngebalikin, aku ini udah lamanya kenal sama kamu, udahlah aku tau!! Satriakan??."
"Tuhkan kamu so tau."
"Alah bohong kamu..udahlah kamu lupain ajah, udah hampir 5 tahun kamu nunggin dia!!, apa pernah dia ngelirik kamu?, enggak kan."
"Aku gak pernah mengharap balasan cintanya, melihat dia bahagia walau bersama orang lain itu udah cukup kok!!."
"Aku gak tau lagi Syila mau ngomong apa, aku cuma bisa bantuin do'a ajah!!."
"Ya udah ayo ke kelas, nanti telat  lagi."

Rasanya aku telah menjadi orang munafik, mulutku memang berkata aku baik-baik saja tapi hatiku sebenarnya sangat rapuh. Aku tidak mengerti dengan perasaanku, aku begitu sabar menanti dirinya walau tanpa kepastian. Mungkin karena cintaku terlalu besar untuknya.

Hingga suatu hari saat aku tak sengaja berpapasan dengannya di koridor sekolah. Langkah kami serentak berhenti, dan tubuh kami saling berhadapan, aku tak kuasa memandangnya hatiku berdegug semakin kencang. Rasanya aku ingin mati gugup didepannya.
"Syila??."
"Sssssaaatttrrriiaaa..."
"Loh kok gugup gitu?, kamu sakit?."
"Engggggaaaak kok!!!, aaaku baik-baik ajah."

(Bodohnya aku, kenapa harus gugup bicara didepannya).

"Ya udah duduk dulu yuk!!."
"Iiyah.."
"Oh ya, kamu tau gak aku suka baca cerpen-cerpen kamu dimading loh!!, kamu hebat juga nyah!!, kalau boleh tau semua cerpen kamu itu terinspirasi dari siapa nyah??."

(Ya tuhan kenapa Satria harus nanya gitu, dia gak tau apa semua itu adalah isi hati aku ke dia).

"Eumm, aku cuma iseng-iseng ajah!!!, gak ada yang spesial kok!!."
"Kamu nyakin?, tapi kamu itu nulisnya kayak pake perasaan banget!!, kamu nyakin itu cuma iseng?."
"Iiiiiiyyaaah.."
"Oh kalau gitu aku nya aja kalinya yang baferan, hehe...!!."

Tiba-tiba Mesa datang dan membawa Satria begitu saja.

"Yank..kok kamu sama si culun ini sih, ayo kita ke kantin!!."
"Kamu apaan sih."
"Udah ayo!!."
"Syil, aku pergi dulu nyah."
"Udah-udah ayoo ah!!."

Rasanya hari itu menjadi hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Aku jingkrak-jingkrak kegirangan, dan Nadila terus menanyakan ada apa denganku?, namun aku hanya tersenyum.

Sepulangnya dari sekolah, aku langsung mencari buku diaryku untuk menceritakan kebahagiaanku ini. Namun aku tak menemukannya, aku telah mencarinya kemana-mana, bahkan kamarkupun aku porak-porandakan hingga seperti kapal pecah. Aku sangat gelisah karena di dalam buku diaryku tersimpan semua rahasiaku tentang perasaanku kepada Satria.
"Ya tuhan, bagaimana ini?, aku mohon jangan sampai buku diaryku jatuh ditangan orang jahat."

Keesokan harinya aku bersekolah dengan wajah yang lesu.
"Hay Syila!!.. Loh kok acak-acakan gini sih, pantesan ajah Satria gak naksir-naksir orang kamunya aja gak bisa jaga penampilan."
"Apaan sih Nadila..kamu tau gak sih buku diaryku ilang!!, aku bingung dil."
"Ya ampun, udahlah paling kamu lupa nyimpen. Oh ya kamu mau tau gak, aku punya kabar gembira loh!!."
"Apaan??."
"Satria udah putus sama si nenek sihir itu."
"Mesa maksud kamu?."
"Iyah dia.."
"Oh."
"Loh kok biasa aja?, harusnya kamu bahagia dong!!."
"Aku gak tau dil, rasanya udah setengah mati aku nungguin dia tanpa kepastian dan aku gak mau berharap lebih lagi sama dia."
"Ah payah..aku nyakin hari bahagia itu akan tiba kok!!."
"Hemm udahlah, ayo ke kelas!!."
"Syill...tungguin!!."

Setibanya dikelas aku melihat Satria yang sedang merenung, aku ingin menghiburnya. Namun aku tak kuasa mendekatinya.
"Syil, kayaknya aku mau ke toilet dulu deh!!."
"Ya udah aku anterin."
"Gak usah, aku sendiri ajah, sebentar kok!."
"Nadila jangan lama..!!."

Kini aku hanya berdua dengan Satria. Aku mengumpulkan semua kebaranianku dan aku beranikan diri untuk mendekatinya.
"Eumm boleh aku duduk disini?."
"Boleh!."
(aku mengambil kursi untuk duduk didekatnya)
"Aku ngerti perasaan kamu, aku mohon kamu jangan sedih!!. Kalau kamu masih sayang kamu kembali sama dia."
"Maksud kamu Mesa?."
"Iyah, itukan yang buat kamu sedih?."
"Kamu salah, bukan itu yang aku pikirin!!."
"Lalu?."
"Aku sedih karena aku gak tau kalau ada seorang gadis yang menungguku, rela bersabar demi sebuah balasan cinta. Dan aku sudah menyakiti hatinya begitu lama, dan aku sangat bodoh karena telah menyia-nyiakan gadis yang benar-benar tulus mencintaiku!!."
"Maksudmu siapa?."
(Satria mengeluarkan buku kecil berwarna biru, dan itu adalah buku diaryku)
"Loh, ini kan buku diaryku!!, kamu dapat ini dari mana?."
"Nadila, sahabat kamu sendiri yang menceritakan semuanya kepadaku."
"Ini semua gak bener, aku permisi."
(Ketika aku hendak pergi, Satria menahanku, ia memegang tanganku)
"Ada apa lagi?."
"Maafkan aku yang terlambat menyadari semuanya."
"Kamu gak salah, ini semua salah aku yang terlalu mencintai kamu."
"Aku sadar, dan aku gak mau nyia-nyiain orang yang bener-bener tulus sama aku lagi."
"Maksud kamu?."
"Aku ingin membalas cintamu, dan aku ingin membayar semua lukamu dengan kebahagiaan."
"Aku gak bisa!!."
"Kenapa?."
"Aku memang mencintai kamu, tapi bukan berarti aku harus meminta belas kasihanmu untuk mencintaiku."
"Kamu salah!!, aku benar-benar tulus, aku mohon beri aku kesempatan!!."
"Tapi.."
"Aku mencintaimu bukan karena kasihan, tapi karena cintaku. Aku ingin kita bertemu di taman dekat sekolah usai pulang sekolah!!, aku sangat mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu."
(Kupeluk erat dirinya, kini hari terindah itu telah tiba dalam hidupku).

Usai pulang sekolah, aku bertemu dengan Satria di taman dekat sekolah. Aku tak menyangka Satria telah mempersiapkan kejutan untuku, ia memberikanku boneka teddy bear berwarna putih dan seikat bunga mawar. Hari ini adalah hari terindah untuku, karena telah sekian lama aku menunggu hari terindah ini. Kami bersenang-senang menikmati hari indah ini bersama. Aku tak dapat berucap apapun, hatiku sangat bahagia. Tak akan aku lupakan hari terindah ini.

Kini hari semakin sore, terpaksa kami harus mengakhiri hari indah ini. Diantarnya aku oleh motor pesvanya, sembari menikmati suasana kota Bandung di sore hari. Setibanya di depan rumahku....

"Syil, aku sangat mencintaimu. Aku harap kamu bahagia bersamaku."
"Aku sangat bahagia..!!!."
"Udah makin gelap, kamu masuk gih."
"Eumm, sebentar lagi."
"Kenapa? Masih kangen nyah!!."
"Iiii grrr kamu."
"Hehe, gak papa dong!!, Syil aku minta kamu jaga diri kamu baik-baik nyah. Kalau seandainya aku gak ada lagi disamping kamu, kamu harus tetap semangat!!."
"Kamu apaan sih, aku gak suka kamu bilang gitu deh, kayak kesannya kamu mau pergi jauh ajah!!."
"Hehe, yaudah sana masuk bawel."
"Yaudah deh..dahhh!!!."

Aku tak mengerti isyarat apa yang ia berikan kepadaku. Namun aku tak mau berpikir yang aneh.

Keesokan harinya aku mencoba menghubungi Satria untuk berangkat sekolah bersama, namun tak ada jawaban, terpaksa aku harus berangkat sekolah sendirian lagi.

Setibanya disekolah semua orang menatapku, aku tidak mengerti apa yang salah denganku?, aku menanyakan hal ini kepada Nadila, namun ia malah menangis dan membuatku semakin resah.
"Dila ada apa ini??."
"Syil..Satria syil!!."
"Satria?, Kenapa?, Ada apa?."
"Satria kecelakaan tadi malam!!."
"Kamu bohong, ini gak lucu dil..kamu tau gak semalam dia baru nganterin aku pulang!!."
"Dan setelah itu dia kecelakaan Syila, dia gak bisa diselamatkan, dia jadi korban tabrak lari."
"Kamu bohong...kamu bohong!!!!."
"Syil kamu harus terima ini semua."
"Kalau ini bener, kamu bawa aku kemakamnya, sekarang juga!!."
"Oke, aku bawa kamu ke makamnya sekarang juga."

Rasanya ini seperti sebuah tamparan setelah aku bangun dari mimpi indahku. Aku tak menyangka didepanku saat ini adalah tempat terakhir kekasihku.
Aku tak henti menangis, aku bersimpuh didepan pusaranya.
"Apa ini yang kamu bilang cinta? Apa ini hah?, aku lebih rela jika cintaku tak pernah dibalas olehmu walau seumur hidupku asalkan aku dapat selalu melihatmu, dibandingkan aku harus mendapat cintamu dan aku harus kehilanganmu untuk selamanya!!!. Kamu jahat Sat, kamu jahat!!, jika rasa sakitku selama 5 tahun telah terbayarkan lalu bagaimana dengan rasa sakitku saat ini? Harus berapa lama lagi aku menyembuhkan lukaku??, aku benci hari terindah itu aku benci!!!."

"Syil udah syil.. Kamu harus ikhlas!!, ini surat terakhir almarhum buat kamu syil."

Aku buka dan aku baca isi surat itu.
"Thank's for The most beautiful day with you. I LOVE YOU Syila Syakira Mawarina".




TAMAT......!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar