Lagi rame hastag #savemukaboyolali ... Saya ikut urunan setor foto muka keturunan Boyolali aahh...ðĪ
Ini muka ngantuk orang yang Simbah buyutnya persilangan dari orang Klaten, orang Boyolali, orang Magelang, orang Betawi, orang Cina ples orang Arab.
Jangan tanyakan idung mancung ciri khas orang Arab, atau mata sipit kulit putih susu khas orang Cinanya ke mana, karena saya juga nggak ngerti rincian detail proses persilangan genetika itu bagaimana kok bisa jadi seperti saya, sementara sepupu-sepupu saya banyak yang di antaranya punya ciri semacam itu.
Jangan pula mengajak saya bicara pakai bahasa Arab, bahasa Cina maupun bahasa Jawa Kawi, dikit-dikit paham tapi bukan yang tipe bisa ngomong cas cis cus, ya gimana orang saya diajarinnya dari kecil ngomong pakai bahasa Indonesia dan bahasa Jawa Semarangan je. ð
Tetapi yang jelas muka saya sebagai hasil persilangan suku, agama, dan ras simbah-simbah saya ini Alhamdulillah belum pernah membuat saya diusir dari hotel bintang manapun.
Numpang berdiri doang nunggu tamu pun nggak diusir kok. Ditanyain baik-baik dan dipersilakan duduk malahan. Pas nginep pun juga nggak sinis ditanyain, emangnya situ punya duit mau nginep di Sindang?? ðĪŠ (Maapkeun, ini hanya bahasa lebay saya aja, nggak ada mbak-mbak cs hotel yang ngomongnya gitu pas di front desk.ð)
Karena setahu saya, mereka diajarin manner ke tamu. Mau bentukanmu seperti apa, ketika kamu bisa masuk karena lolos dari detector logam di pos satpam ya bakal diperlakukan sopan-sopan aja. Nggak ada itu yang langsung diusir hanya karena muka kita. Yaaaa kecuali mukamu terpampang di DPO ya bukan cuma diusir sih, bisa jadi ditangkap dibawa ke polisi. Gitu.
Jadi, kalau ada temen-temen ku yang kerja di hotel lantas menggerutu dengan statement yang seolah "mencitrakan mereka sebagai manusia sok cuma bisa ngejudge orang dari tampang Boyolali" ya wajar sih. Mereka sudah susah payah belajar manner dan menerapkannya dalam bekerja sebaik mungkin loh.
Atau kalau ada orang dan keturunan, maupun yang sekarang tinggal di Boyolali merasa tersinggung serta marah ya wajar juga sih. Siapa yang suka leluhurnya, maupun tempat tinggalnya diciderai dengan pernyataan mengandung SARA tersebut? Nggak tahu yaaaa, orang Boyolali itu kaya-kaya loohh meski penampilannya nggak hedon bermerk dari ujung rambut sampai kaki. Kerabat-kerabat saya di Boyolali sama sekali nggak keliatan kaya padahal mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka di jurusan kedokteran yang kita tahulah biayanya nggak murah. Bahkan banyak di antara anak-anak mereka yang jadi tentara maupun polisi berpangkat loh meski rumahnya cuma terbuat dari kayu dengan lantai plesteran semen.
Kadang saya aja malu kalau semisal pas pulang ke desa, gaya saya "sok kota" tapi nggak ada apa-apanya dibanding mereka kalau mau ukur-ukuran soal materi nih. ð
Berstatementlah yang adem, yang baik, yang optimis, yang tidak menjatuhkan harkat derajat dan martabat orang lain. Karena tokh kita belum tentu lebih tinggi dari yang kita hinakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar