30 Maret 2019

Bagaimana Cara Menghadapi Situasi Tanggap Darurat di Kereta Api




Melihat video kereta api argo parahiyangan yang katanya mesinnya terbakar(sudah dikonfirmasi pihak KAI kalau bukan terbakar, hanya kerusakan mesin yang mengeluarkan asap tebal), saya kok jadi miris ya. Miris karena orang-orang yang terlihat di video tersebut tak semuanya bersikap simpatik. 
Terlepas benar atau tidaknya soal kebakaran mesin, ketika situasi tegang karena ditengarai mesin kereta terbakar, bisa-bisanya masih santai merokok, bahkan ketika ada penumpang dan petugas yang bertanya soal APAR alias Alat Pemadam Api Ringan, justru bilang, "Lha saya kan penumpang, masa tahu APARnya di mana?"
Serius, saya jadi inget topik yang sering jadi bahan obrolan bareng suami, yaitu soal mitigasi bencana. Orang di Indonesia pengetahuan soal mitigasi bencananya masih kurang, sehingga harusnya saya tak heran bila mendengar kalimat miris seperti itu. Hanya saja otak saya tak bisa sepakat untuk memaklumkan dialog semacam itu. 
Please, kita ada di era teknologi dan informasi yang membuat kita mudah menemukan ilmu dan pengetahuan apa saja, termasuk bagaimana cara bersikap yang tepat menanggapi bencana yang tak terduga hadir di tengah kita. Karena itu saya tergelitik untuk menulis ini meskipun besok pagi dimarahi suami karena nggak tidur..hahahaha...i can't sleep, Beb...i am sorryyyyy...
Ketika kita berada di situasi seperti penumpang kereta Argo Parahiyangan ini yang pertama harus kita lakukan adalah 

  1. Minta penumpang yang terlihat untuk mematikan rokoknya. Tentunya demi alasan keamanan mencegah hal yang tidak diinginkan yaitu meminimalisir pemicu melebarnya titik kebakaran.
  2. Cari tabung APAR yang biasanya ada di setiap gerbong kereta api. Letaknya ada di mana sih?Nah, letak APAR dalam gerbong kereta bisa kita jumpai di borders kereta dekat dengan pintu masuk/keluar penumpang. Bantu berikan ke petugas atau penumpang lain yang sedang berusaha membantu dalam situasi darurat.
  3. Ketahui letak pemecah kaca di dalam kereta yang siapa tahu diperlukan saat terjadi keadaan darurat, yaitu untuk mengevakuasi penumpang keluar secepatnya dari dalam kereta api. Di mana letaknya? Palu pemecah kaca letaknya bisa di pojok kereta atau di tengah kereta. Biasanya ada tulisan “pecahkan kaca dalam keadaan darurat".
  4. Bagaimana kalau ternyata di kereta tidak kita temukan sistem palu pemecah kaca? Tahu sendiri kan banyak orang iseng tak bertanggung jawab yang mencuri fasilitas umum. Nah, untuk keadaan darurat di kereta api selain APAR dan palu pemecah kaca juga bisa kita cari tuas atau katup angin yang ada di setiap gerbong. Apa sih fungsinya? Yaitu untuk membuka pintu dengan mudah ketika terjadi situasi darurat. Sudah tahu belum di mana letak katup ini berada? Umumnya, katup-katup ini tersebar di dua posisi, yakni di bawah bangku penumpang dan diantara sambungan antar gerbong (lazim disebut dengan bordes). Setiap katup diberikan border berwarna merah untuk memudahkan pencarian. Selain di bagian dalam, terdapat pula katup di bagian luar gerbong. Pada umumnya keran ini berwarna merah.

    Bagaimana sih cara menggunakan katup ini? Setelah kita menemukan keran katup, buka penutup keran. Lalu tarik tuas keran hingga terdengar suara angin yang dilepaskan. Pintu dapat dibuka dengan mudah setelah tuas ini ditarik sepenuhnya. Ingat jangan asal menggunakan katup ini ya, gunakan hanya saat situasi darurat.
  5. Selain APAR, palu pemecah kaca, dan katup angin, biasanya di tengah gerbong kereta bisa kita temukan tuas rem darurat, yaitu di tempat duduk nomor 7-10 atau bahkan bisa juga di dinding toilet kereta.
  6. Yang tak kalah penting adalah mengetahui letak kotak P3K yang biasanya berada di dinding kereta sebelahnya pintu koridor.
  7. Sudah semua? Belum, masih ada lagi yaitu mengetahui panah dan jalur evakuasi berupa panah yang ada di dalam kereta maupun di stasiun kereta api. Ini tak kalah penting supaya kita bisa meminimalisir kepanikan saat situasi darurat. Tahu kan kalau saat darurat biasanya kita menjadi panik dan berebut keluar hingga ada yang meninggal terinjak-injak. 
  8. Oooh...satu lagi, KEPEDULIAN. Percuma sih kalau kita tahu itu semua tapi kitanya cuek bebek ketika berada dalam situasi darurat di ruang atau fasilitas publik. Jangan mentang-mentang bayar tiket lantas membuat kita jadi arogan dan menali tangan tak mau peduli menolong petugas. 
  9. Done, that's it...lega udah menulis ini...semoga ke depannya kita bisa lebih baik lagi menghadapi situasi darurat di mana pun berada, karena tak dapat dipungkiri pengetahuan semacam ini mampu meminimalisir korban yang jatuh karena minimnya informasi sistem mitigasi bencana. Semoga bermanfaat ya gaesss...much love from meeee...  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar